PENDAHULUAN
Keberhasilan suatu usaha sangat tergantung kepada hasil penjualan. Demikian
juga dengan usaha perhotelan yang merupakan salah satu mata rantai dalam
industri pariwisata. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa penjualan hanya akan
berhasil bila kita mengetahui dengan baik apa yang dibutuhkan oleh pembeli.
Dengan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai kebutuhan pembeli maka kita
akan dapat menen tukan kebijaksanaan usaha yang sesuai dengan kebutuhan pasar
yang berarti bahwa kita mengetahui apa leinginan, kebutuhan, perilaku dan
kecenderungan membeli dari pada pasar yang ada.
Berbicara mengenai pembeli atau pasar maka pengertiannya dapat dikatakan
sebagai berikut :
1.
Pembeli adalah orang penting yang sangat
menentukan dalam suatu usaha
2.
Pembeli tidak terikat pada kita tetapi
justru sebaliknya.
3.
Pembeli jangan dianggap sebagai hambatan
tetapi merupakan tujuan.
4.
Pembeli yang
datang keperusahaan kita sudah dapat dianggap memberikan bantuan
apapun.
5.
Pembeli adalah merupakan bagian penting
yeng tidak terlepas dari usaha kita jadi bukan orang luar.
6.
Pembeli bukan hanya berarti uang
melainkan manusia yang mempunyai perasaan yang harus dilayani dengan sebaik –
baiknya.
7.
Pembeli adalah sumber kehidupan usaha
kita dimana tanpa mereka usaha tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Sesuai dengan batasan yang ada hotel adalah usaha yang menyediakan jasa
dalam bentuk akomodasi, makanan dan minuman, serta produk lain yang pada
dasarnya dapat dikelompokan kedalam produk yang “tangible” dan “itangible”.
Yang dimaksud dengan produk
yang “itangible” adalah produk yang dapat dilihat oleh tamu dan
mereka harus membayar untuk mendapatkannya, seperti misalnya: kamar, makanan
dan minuman, laundry, ruang rapat, fasilitas sport dan rekreasi, hiburan, toko dan
perkantoran, peralatan yang disewwakan, staff ahli (sekretaris), telepon, dan
telex serta fasilitas – fasilitas lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang – undangan.
Sedang
yang dimaksud dengan produk yang “intangible” adalah produk yang tidak dapat
dilihat oleh tamu tapi dapat dirasakan, dan untuk mendapatkannya meraka tidak
usah membayar, seperti misalnya : pelayanan dari karyawan hotel, keamanan dan
sebagainya.
Setiap tamu yang datang kehotel mempunyai motivasi yang berbedasatu sama
lain, sesuai dengan motivasi mereka dalam bepergian yang dapat dibedakan
sebagai berikut :
a.
Motivasi Umum ; Berbeda jauh darirumah
b.
Motivasi Khusus ; Harga elastis (bisnis,
rapat, konferensi), Harga inelastis (liburan, kunjungan keluarga, lain-lain;
pendidikan, olahraga, kesehatan, agama, belanja, gengsi, penyesuaian)
PERSYARATAN KARYAWAN HOTEL
Hotel merupakan suatu unit usaha dimana
didalamnya terdiri dari beberapa bagian yang disebut department. Setiap department
memiliki karyawan yang harus mnemenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh
perusahaan dan ini berbeda sesuai dengan fungsi masing – masing department
tersebut.
Namun demikian, neraca umum setiap
karyawan hotel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.
Bersedia untuk mealayani orang lain
b.
Memiliki pengetahuan, keterampilan dan
perilaku sesuai dengan bidang pekerjaanya.
c.
Memiliki rasa dan tanggung jawab
terhadap perusahaan
d.
Memiliki kesadaran bahwa karir
pekerjaannya sangat tergantung kepada keberadaan tamu di hotel
Persyaratan tersebut diatas perlu
dipenuhi bukan saja demi keberhasilan uasaha yang dijalankan melainkan juga
demi pengembangan karir karyawan itu sendiri. Secara lebih luas persyaratan
karyawan dapat diterangkan sebagai berikut :
a.
Kebersihan Diri
Hal ini merupakan suatu yang sangat penting bagi karyawan hotel
terutamasekali bagi mereka yang berhubungan langsung dengan tamu serta makanan
dan minuman.
b.
Pengetahuan Mengenai Bidang
Pekerjaannya.
Hal ini diperlukan demi kelancaran pelaksanaan tugas karyawan dan lebih
utama bagi demi baiknya pelayanan terhadap tamu sehingga tamu merasa puas.
c.
Tepat Waktu
Karyawan yang sering datang terlambat ketempat kerja menunjukan
bahwa dia sudah tidak lagi memperhatikan
pekerjaannya disamping kurangnya rasa “respect” terhadap pimpinan.
d.
Kepribadian
Karyawan hotel harus dapat bersikap taktis, ramah, memiliki rasa humor yang
baik serta tidak tempramental. Dia harus mampu berhubungan dengan tamu dalam
suasanan yang menyenangkan dengan sikap berbicara yang baik disertai senyum
pada waktu yang tepat. Dengan kepribadian yang demikian, maka karyawan sudah
membantu pimpinan dan perusahaannya karena dia merupakan “salesman” yang baik.
e.
Sikap Terhadap Tamu
Pendekatan yang tepat terhadap tamu jangan diartikan sebagai terlalu
merendahkan diri sehingga karyawan bersikap sebagai budak. Karyawan hotel harus
dapat mengantisipasi apa yang diinginkan dan diharapkan oleh tamu. Perhatian
yang seksama harus selalu diberikan kepada tamu selama mereka tinggal dihotel
tanpa karyawan merasa bosan sebab ada kalanya tamu yang dihadapi adalah orang
yang sulit untuk dipuaskan.
f.
Daya Ingat
Dengan memiliki daya ingat yang baik maka hal ini akan dapat lebih
meningkatkan lagi pelayanan terhadap tamu hotel.
g.
Kejujuran
Karyawan harus jujur tidak hanya terhadap tamu tetapi juga terhadap
pimpinan. apabila terdapat rasa saling mempercayai antara karyawan, tamu dan
pimpinan maka hal ini akan dapat menciptakan suasanan kerja yang menyenangkan
yang pada gilirannya akan dapat menimbulkan efesiensi dan semangat kerjasama
yang baik antara para karyawan.
h.
Pengetahuan Umum
Agar supaya karyawan mampu mengimbangi pembicaraan dengan tamu maka
diperlukan pengetahuan umum yang memadai terutama sekali pengetahuan lokal
mengenai tempat/ daerah dimana dia bekerja.
Selain persyaratan tersebut diatas,
beberapa persyaratan “khusus” yang harus dipenuhi oleh karyawan hotel adalah
sebagai berikut :
a.
Tinggi badan
b.
Tidak cacat rohani/ jasmani
c.
Berbadan sehat
d.
Bebas alkohol, narkotika dan obat –
obatan
e.
berpenampilan menarik
f.
Tidak memelihara kumis, janggut serta
cambang
KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN
Kuman atau bakteri umumnya juga terdapat
pada tubuh kita dan dapat dipindahkan ketempat/ benda lain dengan melalui
sentuhan. Oleh sebab itu kebersihan badan adalah sangat penting untuk dapat
mencegah menyebarnya kuman atau bakteri, terutama pada waktu kita memegang
makanan.
3.1. Kebersihan Diri (Personal
Cleanliness)
Perhatian terhadap diri sendiri adalah sangat
diperlukan serta mempunyai arti yang sangat penting bagi setiap
orang yang bekerja pada setiap bagian dihotel yang berhubungan langsung dengan
pelayanan tamu (terutama pada bagian makanan). Hal ini disebabkan karena
kebanggaan seseorang akan bercermin dari kebersihan diri yang tinggi dan juga
kesehatan phisiknya.
a.
Mandi (Bathing)
Mandi secara kontinu dan teratur adalah sangat
diperlukan, oleh karena itu bila seseorang tidak berusaha untuk membersihkan
badannya dengan mandi secara kontinu dan teratur, maka kuman atau bakteri dapat
mudah berkembang biak serta mudah berpindah ketempat lain seperti makanan.
b.
Tangan (Hands)
Pada waktu kita sedang ataupun selesai melaksanakan
suatu pekerjaan membersihkan kamar, usahakanlah tangan kita harus tetap dalam
keadaan bersih. Bersih dalam arti bebas dari segala jenis kuman dan bakteri.
Oleh sebab itu cucilah selalu tangan anda baik sebelum ataupun sesudah bekerja.
c.
Rambut (Hair)
Rambut harus dipelihara dengan baik dengan mencucinya
secara teratur dan harus selalu tersisir dengan rapi. Rambut yang tidak
terpelihara dengan baik seperti tidak/ jarang dicuci, terlalu panjang serta
tidak tersisir rapi akan cepat mendatangkan ketombe dan ketombe tersebut
akhirnya akan beterbangan kemana – mana pada waktu kita bekerja, dan ini
berarti dapat menyebarkan kuman atau bakteri.
d.
Mulut dan Gigi (Mouth and Tooth)
Ada bnyak terdapat kuman – kuman da bakteri disekitar
mulut dan gigi, oleh sebab itu mulut dan gigi harus selalu dijaga dalam keadaan
bersih. Dan apalagi terdapat gigi yang rusak cepatlah datang kedokter gigi
untuk diobati atau disembuhkan.
e.
Merokok (Smoking).
Janganlah merokok pada waktu saudara bekerja/ memberihkan kamar atau
ruangan. Asap yangmengepul didalam ruangan disamping menggangu kesehatan juga
kuman dan bakteri yang berasal dari mulut akan cepat menyebar melalui perantaraan
rokok atau jari – jari tangan keruangan/ kamar.
3.2. Kebersihan Lingkungan
(Housekeeping Environmental Sanitation
Bila kita mengabaikan perawatan kebersihan pada setiap
bagian ruangan, hal ini akan menimbulkan kesan yang jelek terhadap lingkungannya.
Pada dasarnya kebersihan lingkungan adalah sangat penting baik untuk tamu
ataupun kita yang bekerja.
a.
Kebersihan Area Pekerjaan (Cleanliness
of work areas)
Sudah menjadi suatu kewajiban bahwa para karyawan
harus selalu menjaga agar area/ tempat bekerjanya selalu dalam keadaan bersih,
kotoran – kotoran seperti sisa – sisa makanan/ minuman yang terdapat dilantai
harus segera dibersihkan. Hal ini karena disamping untuk menghindarkan
pendangan yang kurang sedap juga dapat menyebabkan para pekerja terpeleset.
b.
Kebersihan dan Sanitasi Locker dan Kamar
Mandi Karyawan (Cleanliness
and Sanitation of Employee Locker and Rest Room)
Standard kebersihan para karyawan baik dalam
berpakaian maupun dalam menggunakan fasilitas locker dan kamar mandi harus
selalu diperhatikan. Standard kebersihan yang digunakan untuk kamar – kamar
tamu juga harus digunakan untuk locker dam kamar mandi para karyawan.
·
Pengecekan terhadap standard kebersihan
locker dan kamar mandi para karyawanharus dilakukan secara rutin setiap hari/ saat.
Membersihkan lantai ataupun jamban secara reguler setiap hari adalah merupakan
bagian dari perawatan kebersihan dan sanitasi.
·
Locker biasanya juga dipergunakan
sebagai tempat beristirahat para karyawan dan pada umumnya dilocker inilah
karyawan diperbolehkan merokok, oleh sebab itu asbak dan tempat sampah harus
tersedia dalam jumlah yang cukup.
c.
Ruangan Makan Karyawan (Employee Eating
Areas )
Standard kebersihan dan kesehatan tinggi harus
digunakan diruangan tersebut, oleh sebab itu partisipasi dari seluruh karyawan
sangan diperlukan.
d.
Ventilasi
Untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik, maka
diperlukan lubang udara/ jendela yang cukup, kipas angin atau ventilator. Dan
agar supaya mendapatkan sirkulasi udara yang bersih dan segar, maka lubang
udara/ jendela, kipas angin ataupun ventilator yang ada harus selalu dalam
keadaan bersih bebas debu. Apabila alat – alat tersebut sangat kotor oleh debu,
maka debu yang banyak mengandung kuman atau bakteri akan tersebar keseluruh
ruangan tersebut menjadi tak sehat. Bila digunakan lobang angin/ jendela
sebagai ventilator, maka lebih baik lobang angin/ jendela tersebut dipasang
tambahan kawat – kawat untuk mencegah masuknya serangga dan debu yang
berlebihan.
e.
Penerangan
Penerangan yang baik adalah sangat penting artinya bagi karyawan yang
bekerja. Oleh sebab itu bagi setiap petugas hotel yang sedang bekerja usahakan
ruangan atau kamar tersebut dalam keadaan terang (penerangan yang cukup).
Dengan demikian setiap bagian yang kotor dapat terlihat dengan mudah
f.
Toilet dan Sink (Toilet and Sink)
Walaupun jamban (toilet) dan sink (tempat mencuci alat – alat pembersih)
disediakan untuk para karyawan, oleh karena sering sekali dipergunakan akan
cepat menjadi kotor. Oleh sebab itu pengecekan kebersihan dan pelaksanaan
pembersihannya harus sering dilakukan.
g.
Lantai (Floor)
Suatu ruangan yang sibuk sepertoi lobby akan sering/ cepat menjadi kotor,
oleh sebab itu ruangan tersebut harus menggunakan jenis lantai yang kuat dan
mudah dibersihkan.
h. Dinding (Walls)
Dinding yang dipergunakan pada ruangan yang sibuk harus kuat dan mudah/
dapat dicuci serta lebih baik menggunakan warna yang terang (light color).
Pengcekan kebersihan harus sering dilakukan. Cucilah dinding apabila sudah
kotor.
i.
Langit – Langit Rumah (Ceilings)
Lagit – langit rumah (Ceilings) harus dicegah dari keretakan – keretakan
dan lebih baik langit – langit rumah yang rata sehingga tidak mudah menyimpan
debu.
j.
Pintu dan Jendela (Doors and Windows)
Pintu dan jendela harus selalu dalam keadaan bersih tidak berdebu dan
leabih baik bila mudah/ dapat dicuci. Demikian pula bagian kaca jendela juga
harus bersih agar sinar/ cahaya dari luar dapat masuk/ menembus sehingga kan
memberikan penerangan yang baik.
Jadi pemerintah Indonesia seharusnya
bisa membuat program yang dapat memajukan warganya Menjadi tenaga kerja yang
memiliki kemampuan lebih tinggi, fleksibel, dan fokus pada industri, Membuat
Lembaga uji dan sertifikasi harus dapat menjamin kualitas tenaga kerja
Indonesia, serta menambah Institusi pendidikan dan pelatihan yang memiliki
kemampuan berprestasi tinggi
Hal-hal yang harus dimiliki seorang
Hotelier :
1.
Sikap (Attitude) dan Kesan
Pertama (First Impression) yang harus dimiliki seorang Hotelier di lingkungan kerja :
Ø Grooming yang baik.
Ø Ramah Tamah.
Ø Sopan santun.
Ø Mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja.
Ø Bersungguh-sungguh dalam bekerja.
Ø Peduli dengan keadaan.
Ø Sigap dalam segala keadaan.
Ø Tangguh dalam bekerja.
Ø Empati kepada tamu.
Ø Percaya diri.
Ø Disiplin.
2.
Kecakapan yang harus dimiliki seorang Hotelier
Ø Keterampilan & Kemampuan melakukan pekerjaan
Ø Kemampuan mengoperasikan peralatan kerja
Ø Mahir melakukan pekerjaan dalam mengerjakan tugas
Ø Menguasai pekerjaan dalam keadaan darurat
3.
Karakter-Karakter yang harus dimiliki seorang Hotelier
Ø Keahlian bersosialisasi
Ø Mudah beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan
Ø Serta seorang Hotelier juga harus memperhatikan & mempelajari :
o Peraturan dan Tata Tertib yang berlaku di lingkungan industri tempat dia
bekerja.
o Standart dalam melakukan pekerjaan.
o Etos kerja yang tinggi.
o Disiplin.
o Jujur.
o Berbudi pekerti.
o Beretika (memiliki sopan santun).
o Dapat berinteraksi dengan kelompok sosial budaya yang berbeda.
o Dapat berkomunikasi dengan baik.
o Memiliki prilaku dan kepribadian yang baik secara pribadi maupun umum.
4. Seorang
Hotelier juga harus memiliki Pengetahuan atau Wawasan (Knowledge) mengenai :
Ø Visi dan Misi Perusahaan
Ø Tata Tertib Perusahaan
Ø Oblek Wisata di daerah sekitar hotel atau di daerah provinsi tempat hotel
tersebut berada
Ø Sosial dan Budaya yang berada di sekitarnya
Ø Karakteristik tamu (guest) dari berbagai
suku bangsa atau negara
Ø Etika dan Hukum yang berlaku di daerah tersebut
Ø Fungsi manajemen di industri Hospitality
Serta seorang Hotelier harus memiliki 4 kopetensi yang akan
membuatnya lebih kopeten dari karyawan lainnya, yaitu :
1. Memiliki sikap dan perilaku yang baik
2. Memiliki Keterampilan atau Kemahiran dalam bekerja
3. Memiliki Pengetahuan yang luas
4. Serta yang paling penting adalah Memiliki Karakter yang Kuat ( Sifat, Budi
Pekerti, Tabiat, dan Watak) yang baik, seperti memiliki Karakter :
o Bertanggung Jawab dengan pekerjaannya
o Memiliki antusias yang tinggi dalam menjalankan pekerjaan
o Memiliki komitmen yang tinggi
o Serta harus konsisten dengan apa yang dikerjakannya.
karena kompetensi 1 sampai 3 tidak akan berjalan
dengan lancar dan menghasilkan sesuatu yang baik tanpa dilengkapi dengan kompetensi
ke4, dan kompetensi ke 4 lah yang akan menentukan hasil dari pekerjaan yang
telah kita lakukan sebelumnya.
Etika Dalam Dunia
Bisnis Perhotelan
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan
secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan
mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan
perhotelan yang seimbang, selaras dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etik didalam bisnis perhotelan sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa?
Dunia bisnis, tidak ada yang menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak pada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis perhotelan tadi tidak akan pernah bias terwujud. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam bisnis perhotelan yang menjamin adanya kepedulian anatara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Dalam menciptakan etika bisnis perhotelan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
Ø Pertama, pengendalian diri. Para pelaku bisnis perhotelan dan pihak yang
terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis
perhotelan itu sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang
dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan
itu merupakan hak bagi pelaku bisnis perhotelan, tetapi penggunaanya juga harus
memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etis”.
Ø Kedua, Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (social responbility). Pelaku
bisnis perhotelan disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku
bisnis perhotelan untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu
terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku
bisnis perhotelan dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup
keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis
perhotelan harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tangguing jawab
terhadap masyarakat sekitarnya.
Ø Ketiga, Memiliki sikap (Mempertahankan Jati Diri Dan Tidak Mudah Untuk
Terombang-ambing Oleh Pesatnya Perkembangan Informasi Dan Teknologi). Bukan
berarti etika bisnis perhotelan anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi
informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian
bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat
adanya tranformasi informasi dan teknologi.
Ø Keempat, Menciptakan Persaingan Yang Sehat. Persaingan dalam dunia bisnis
perhotelan perlu untuk menghasilkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan
tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaiknya harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis perhotelan besar dan golongan menengah kebawah,
sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect
terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu
ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis perhoteln tersebut.
Ø Kelima, Menerapkan Konsep “Perkembangan Berkelanjutan”. Dunia bisnis
perhotelan seharusnya tidak memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa
mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis perhotelan dituntut tidak
meng-“eksploitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin
tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa dating walaupun saat
sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
Ø Keenam, Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi,
dan Komisi). Jika pelaku bisnis perhotelan sudah mampu menghindari sikap
seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan
korupsi, manipulasi, dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis
ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
Ø Ketujuh, Mampu Menyatakan Yang Benar Itu Benar. Artinya, kalau pelaku
bisnis perhotelan itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bias dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari
“koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan
memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak
yang terkait.
Ø Kedelapan, menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat
dan golongan pengusaha kebawah. Untuk menciptakan kondisi bisnis perhotelan
yang “Kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat
dengan golongan pengusaha lemah agar penguisaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan
itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya
memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah
dalam dunia bisnis.
Ø Kesembilan, konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah
disepakati bersama. Semua konsep etiak bisnis perhotelan yang telah ditentukan
tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan
konsisten dengan etika tesebut. Mengapa? Seandainya semua etika bisnis
perhotelan telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri
maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan
pribadi, jelas semua konsep etika bisnis perhotelan itu akan “gugur” satu demi
satu.
Ø Kesepupuluh, menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa
yang telah disepakati. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas
semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbinis.
Ø Kesebelas, perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu
hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan. Hal ini untuk menjamin
kepastian hokum dari etika bisnis perhotelan tersebut, seperti “proteksi”
terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis perhotelan yang
bermoral dan beretika saat sejkarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan
semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka
bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis perhotelan serta
kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin itu akan dapat diatasi,
serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2010 dapat diatasi.
Etika Di Bidang
Perhotelan Bagian Front Office
Berikut ini, diuraikan sejumlah contoh etika dibagian Front Office
perhotelan antara lain: (i) etika menyambut tamu; (ii) etika berkomunikasi menerima
telepon; (iii) etika pelayanan; dan (iv) etika koordinasi yang baik dengan
departement lain.
Ø
Pertama, etika menyambut tamu antara
lain dilakukan dengan: (i) Sambut dan berikan respons kepada tamu secepatnya;
(ii) Jika memungkinkan sapa tamu dengan menyebut namanya; (iii) Lakukan kontak
mata dan tunjukkan ekspresi yang positif, senyum dan sapa para tamu dengan
ramah dan sopan; (iv) Perlakukan semua tamu sebagai individu-individu; (v)
Segera beri perhatian pada tamu; (vi) tunjukkan kepada tamu bahwa mereka adalah
orang penting; (vii) Perhatikan barang-barang bawahan mereka; dan (viii)
Arahkan tamu ke tempat registrasi.
Ø
Kedua, etika berkomunikasi menerima dan
mengangkat telepon antara lain: (i) Menyebutkan salam; (ii) Menyebutkan tempat
dimana kita bekerja; (ii) Menyebutkan nama (Dengan arinda disini); (iii)
Menawarkan jasa (dapat dibantu); (iv) Mengucapkan kalimat yang jelas; (v)
Bicara dengan jelas dan ringkas (hindari penggunaan jargon, pastikan lawan
bicara paham dengan maksud anda, rencanakan tujuan panggilan, kontak yang
tepat, siapkan informasi); (vi) Sopan (jangan mengangkat telepon dalam keadaan
marah, sopan dalam bertutur kata,peka dengan nada suara lawan bicara,tersenyum,
jangan berbicara sambil makan/merokok); (vii) Kendalikan Pembicaraan; (viii) Bicaralah
dengan satu orang saja.
Ø
Ketiga, etika pelayanan yang baik
dilakukan dengan (i) Dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap tamu yang
bermacam sifat dan golongan serta bahasa dengan tidak membedakan pelayanan; dan
(ii) Dapat menghindarkan kegagalan tugas pada setiap keinginan pribadinya
sendiri.
Ø
Keempat, etika koordinasi yang baik
dengan departement lain diantaranya: (i) Dapat mengikuti prosedur kerja dengan
baik serta mentaati aturan yang telah ditetapkan oleh pimpinannya maupun
perusahaan; dan (ii) Mempunyai kerjasama yang baik dengan rekan sekerja/petugas
di bagian lain dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan yang baik.
Etika Para Personal
Hotel
Etika para personel hotel yang perlu diperhatikan adalah (i) etika
kepribadian; (ii) etika berpakaian seragam (Uniform); dan (iii) etika
kebersihan badan/penampilan.
Pertama, etika kepribadian yang dilakukan antara lain: (i) kejujuran; (ii) kedisiplinan; (iii) dapat bekerja sama; (iv) “mampu menjual”. Kedua, etika berpakaian seragam (uniform) terdiri dari: (i) Jaga kebersihan dan kerapian pakaian seragam; (ii) Gunakan sepatu standart department, kaos kaki warna gelap untuk pria dan stocking warana kulit untuk wanita; (iii) Hanya diperbolehkan memakai jam tangan dan cicin kawin saja, khusus wanita boleh memakai anting sederhana; (iv) Persiapkan kelengkapan kerja seperti name tag, pena, dan buku catatan sebelum bekerja. Ketiga, etika kebersihan badan/penampilan antara lain: (i) Mandi dan sikat gigi secara teratur; (ii) Kuku harus pendek, jangan gunakan cat kuku; (iii) Untuk pria rambut harus pendek, rapi, tidak berjenggot, tidak berjambang, dan tidak berkumis; (iv) Untuk wanita rambut panjang diikat dan disisir rapi; (v) Warna rambut tidak boleh dicat/diwarnai. Keempat, etika perilaku/ kebiasaan antara lain: (i) Sopan dan ramah khususnya pada tamu; (ii) Gunakan bahasa yang baik; (iii) Cobalah mengingat kesenangan dari tamu (makanan, minuman, atau tempat duduk); (iv) Jangan menelantarkan tamu dan memperbaiki ucapan tamu; (v) Dilarang bersiul, mengunyah, merokok, bersandar, bergurau, dan berdiri berkelompok membicarakan masalah pribadi; dan (vi) Matikan handphone saat bekerja
Pertama, etika kepribadian yang dilakukan antara lain: (i) kejujuran; (ii) kedisiplinan; (iii) dapat bekerja sama; (iv) “mampu menjual”. Kedua, etika berpakaian seragam (uniform) terdiri dari: (i) Jaga kebersihan dan kerapian pakaian seragam; (ii) Gunakan sepatu standart department, kaos kaki warna gelap untuk pria dan stocking warana kulit untuk wanita; (iii) Hanya diperbolehkan memakai jam tangan dan cicin kawin saja, khusus wanita boleh memakai anting sederhana; (iv) Persiapkan kelengkapan kerja seperti name tag, pena, dan buku catatan sebelum bekerja. Ketiga, etika kebersihan badan/penampilan antara lain: (i) Mandi dan sikat gigi secara teratur; (ii) Kuku harus pendek, jangan gunakan cat kuku; (iii) Untuk pria rambut harus pendek, rapi, tidak berjenggot, tidak berjambang, dan tidak berkumis; (iv) Untuk wanita rambut panjang diikat dan disisir rapi; (v) Warna rambut tidak boleh dicat/diwarnai. Keempat, etika perilaku/ kebiasaan antara lain: (i) Sopan dan ramah khususnya pada tamu; (ii) Gunakan bahasa yang baik; (iii) Cobalah mengingat kesenangan dari tamu (makanan, minuman, atau tempat duduk); (iv) Jangan menelantarkan tamu dan memperbaiki ucapan tamu; (v) Dilarang bersiul, mengunyah, merokok, bersandar, bergurau, dan berdiri berkelompok membicarakan masalah pribadi; dan (vi) Matikan handphone saat bekerja
Etika Mengundang Tamu
Ke Hotel
Pada bagian ini diuraikan tentang (i) etika saat bertamu, dan (ii) etika
bagi para tamu. Pertama, etika saat mengundang tamu hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut iniL (i) Hendaknya mengundang orang-orang yang bertaqwa, bukan
orang yang fasiq; (ii) Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan
dengan mengabaikan orang-orang fakir; (iii) Undangan jamuan hendaknya tidak
diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat untuk
membahagiakan teman-teman/sahabat; (iv) Tidak memaksakan diri untuk mengundang
tamu; (v) Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini
bertentangan dengan kewibawaan; (vi) Jangan kamu menampakkan kejemuan terhadap
tamumu, tetapi tampakkanlah kegembiraan dengan kehadirannya, bermuka manis dan
berbicara ramah; (vii) Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu,
karena yang demikian itu berarti menghormatinya; (viii) Jangan tergesa-gesa
untuk mengangkat makanan (hidangan) sebelum tamu selesai menikmati jamuan; (ix)
Mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang
baik dan penuh perhatian.
Adapun etika bagi para tamu antara lain adalah: (i) Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat; (ii) Hendaknya tidak membedakan undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang fakir merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya; (iii) Jangan tidak hadir sekalipun sedang berpuasa; (iv) Jangan terlalu lama menunggu disaat bertamu karena ini memberatkan yang punya rumah juga jangan tergesa-gesa dating karena membuat yang punya rumah kaget sebelum semuanya siap; (v) Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu; (vi) Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurangan apa saja yang terjadi pada tuan rumah; (vii) Hendaknya mendoakan untuk orang yang mengundangnya seusai menyantap hidangannya.
Adapun etika bagi para tamu antara lain adalah: (i) Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat; (ii) Hendaknya tidak membedakan undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang fakir merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya; (iii) Jangan tidak hadir sekalipun sedang berpuasa; (iv) Jangan terlalu lama menunggu disaat bertamu karena ini memberatkan yang punya rumah juga jangan tergesa-gesa dating karena membuat yang punya rumah kaget sebelum semuanya siap; (v) Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu; (vi) Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurangan apa saja yang terjadi pada tuan rumah; (vii) Hendaknya mendoakan untuk orang yang mengundangnya seusai menyantap hidangannya.
Assalamualaikum wa rohmatulohi wa ba rokatuh ibu Rozi Yuliani, saya uci - tinggal di Kediri, Jawa Timur. Sy bersyukur menemukan artikel - artikel Anda. Mohon perbolehkan saya mengutip artikel _ artikel Anda ini untuk saya teruskan kepada para peserta program kursus perhotelan di tempat saya bekerja.
BalasHapusTerimakasih banyak
Semoga selalu sehat bersama keluarga, sukses & berkah.
Wassalamualaikum wa rohmatulloohi wa barokatuh